Halo sobat sobit yellowmaestro, apa kabar nih?hahaha, jumpa
lagi dengan gw yang saat ini sedang menikmati hari-hari gw di Staff house.
Staff house adalah sebuah rumah peristirahatan sementara bagi karyawan
Halliburton gitu deh, hanya terpisah sejauh 3 km gitu deh dari kantor Sperry
Drilling Balikpapan.
So, mau apa kita?yeah malem ini gw mau cerita tentang
pengalaman gw bekerja lapangan di pengeboran gas. Setau gw Vico adalah sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang eksplorasi gas, so untuk dapat memindahkan
gas yang berada di dalam reservoar, maka dengan menggunakan sebuah sumur. Untuk
dapat menggali sumur minyak tersebut, maka dipanggillah Halliburton, kurang
lebih begitulah singkat ceritanya.
Hari pertama gw ngejob dimulai dari ketika gw sedang
menikmati libur tanggal merah sebuah pantai di daerah tanah merah, kecamatan
samboja. Koordinator gw sms, dan menugaskan gw untuk berangkat besok sore ke
lahan eksplorasi gas yang berada di daerah kutai kertanegara. Dengan senang
hati gw langsung sambut dan bales sms itu dengan jawaban mantap “OK!”, dada
membusung ke depan menandakan gw sudah memasuki dunia kerja.
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya dateng juga, dimulai
dengan gw menikmati tidur siang gw sebagai seorang pengangguran dengan lagu
Coldplay (Paradise, UFO, Every Tear Drop is Waterfall, dan Princess of China).
Gw dipanggil sama driver kantor, dan langsung berkemas dan segera mengenakan
seragam kerja gw, berpamitan dengan penjaga rumah dan langsung berangkat menuju
lokasi. Alur perjalanannya adalah gw diturunkan disebuah daerah untuk
selanjutnya dijemput dengan supir lokasi. Nah sampailah gw di meeting point.
Karena gw dianter pake inova yang notabennya mobil keluarga, sedangkan jalan
yang akan dilalui menuju lokasi bumpy-bumpy gimana gitu, makanya perjalanan gw
disambut dengan Hi-Lux 4wd. Begitu berpisah dengan driver gw langsung naik ke
dalam mobil, dan menuju jalan bumpy, diperjalanan gw melewati beberapa
pemukiman, hutan-hutan, padang ilalang, rawa-rawa, well, welcome to the real
world wahai anak sok tau. Sejenak gw terbayang masa lalu gw, gw terlahir di ibu
kota yang terdiri dari aspal, gedung-gedung, rumah gedongan, mall, perkantoran,
and now here I am, inside of somewhere in Samboja. Sounds like weird ya.
45 menit kemudian gw sampai dilokasi, sebuah rig besar
(menurut gw) menyambut gw. Gw dateng bertepatan dengan berakhirnya acara safety
meeting sore hari. Gw turun dari mobil, laporan kedatangan ke orang safety,
lalu masuk ke ruang radio room, dan terakhir gw laporan dengan seorang company
man (orang Vico). Sekitar pukul 6 sore hari WITA, gw selesai melakukan proses
administrasi, gw keluar dari minicamp, dan melihat rig dari kejauhan. “oh
begini toh ya rig, semua orang pake coverall, pake sarung tangan, pake safety
glasses, pake rubber shoes”. Satu per satu gw liat crew-crew malem, semuanya
kekar, hitam, berotot dan bengis. Selesai mengamati orang-orang lapangan, gw
langsung memandang lingkungan lokasi, ada jalanan setinggi mata kaki, ada
jejak-jejak crane dan alat berat, ada pohon rindang, ada genangan air besar,
dan diperparah dengan dengan langit yang semakin kelam. This is remote
location, what do you think? Yey gw berfikir, apa ini emang tempat gw untuk
meraih masa depan gw?apa memang ini? Keragu-raguan menyelimuti gw.
Sesudah sibuk berkeliling dan melihat-lihat, senior gw
menghampiri gw dan mengajak gw ke unit tempat gw bekerja, ada sebuah container
kecil berwarna putih. Panjangnya 12 meter, lebarnya 2 meter lebih dikit, dan
tingginya 2 meter lebih dikit. Sejenak gw melihat container ini, “Oow disini toh
gw akan bekerja”, trus gw masuk ke dalem container itu, karena udah malem,
gelap dan panas, ada 2 AC split memang didalamnya, tapi gak ada listriknya,
jadi kita harus tarik kabel dulu menuju sumber listrik. Kabel dengan diameter 4
cm di tarik sejauh puluhan meter melalui tangga, naik turun naik turun, dan
yeah, akhirnya kita sampai disebuah ruang electric, trus minta tolong deh
pasangin kabelnya. Sebagai ucapan terima kasih, kita ngasih 2 bungkus rokok
Marlboro.
Setelah masang kabel elektrik, trus gw kembali ke unit, gw
ngidupin listrik, AC dan komputer, abis itu kita setup deh semua keperluan yang
ada berupa program-program yang akan kita pake buat gathering data selagi
proses pengeboran. Setelah selesai setup program, trus abis itu kita melakukan
pre-test, kita uji tuh alat yang akan diuji dengan alat deteksi. Setelah
selesai diuji, alat-alat tersebut selanjutnya disusun, dirakit untuk menjadi
sebuah kesatuan. Singkat cerita, gw terbebas dari aktivitas itu semua pada
pukul 04:00 WITA, lebih kurangnya sekitar 7 Jam. Lalu gw tidur, dan selanjutnya
gw bangun lagi, jam 09:00 WITA lanjut lagi kerja, kali ini ngukur dimensi pipa
besar dimana alat yang udah kita rakit akan kita letakkan, trus gw narik
kabel-kabel lagi yang terdiri dari kabel tranducer (kabel untuk gathering data)
dan kabel interkom (alat komunikasi). Hari kedua bekerja relatif santai.
Selanjutnya adalah hari ketiga, karena semua alat sudah siap, alat yang udah di
pasang dibawa ke lokasi pengeboran, trus dipasang deh, itu kira-kira
menghabiskan waktu 2 jamlah. So?gw yang notabennya lulusan perguruan tinggi,
harus ngangkat-ngangkat, getok-getok pake palu,berlumpur-lumpur ria, mulai
mikir gw.
Hari berikutnya, pengeboran berlangsung, klo daritadi gw
cerita tentang kerja kasar, sekarang gw akan cerita tentang kerja kantor. Shift
diperusahaan minyak itu yaa gitu deh, 12 jam, dimulai dari pukul 06:00 – 18:00,
18:00 - 06:00 dan beruntungnya gw sama senior gw disuruh masuk pagi, jadilah gw
dari pagi sampe magrib. Oke gw dateng ke unit, trus gw dapet data dari seorang
geologi tentang titik-titik survey, darisana gw mantau deh, setiap 60 feet
pipa, gw survei, nyatet data di kertas, pindahin ke program lain, dan begitu
seterusnya. Duduk di depan 2 monitor, merhatiin klo ada masalah gw atasi via
komputer. Disana gw mikir lagi, hey, ini gak perlu lulusan sarjana, semua orang
juga bisa, trus knp gw?hahaha, banyak mau banget ya gw, gw udah muak sebenernya
saat itu, gw terpencil, kerja kasar, dan sekarang kerja kantor yang cuman jadi
tukang catet, dan jeda dari masing-masing survey bisa 1 jam lebih, gak nentu
tergantung perlakuannya dari driller, klo dia cuman mau “rotate” yaa setiap 1
jam lebih dikit gw bisa survey, tapi klo driller melakukan slide/dibelokin, itu
bisa lebih dari 2 jam, dan selama nunggu itu?banyak para engineer seperti gw
yang nonton DVD, atau apalah membunuh kebosanan, klo gw? Yaa main minesweeper,
solitaire, dan freecell, gw jenuh, terpikir untuk resign, bukan masalah gw anak
cengeng atau apa, tapi gw mengalami yang namanya “CULTURE SHOCK”
Culture shock adalah main threat pertama yang elo hadapi
ketika elo berkarir menjadi seorang field engineer, elo akan berada disebuah
daerah pelosok, cuman ada sinyal telkomsel, no internet, no TV, so, what are
you gonna do?sitting in front of your computers and see what will happen next.
Shock gak sih?hahaha, gw mengalami itu, dan gw bilang ke temen gw, “Bro, gw
terpikir mau resign deh, gw agak kaget nih sama kerja begini, pertama kasar,
kedua gw duduk-duduk aja, dan yang paling parah lokasinya gak tahan gw, limited”,
temen gw cuman bilang, “itu adalah hal yang wajar, semua orang merasakan apa
yang elo rasakan, bahkan gw pun pernah kayak gitu, waktu itu gw telp
koordinator dan bilang mau resign, tapi gw malah dimarahin, dengan alasan klo
perusahaan gak ngehire lo untuk hanya kerja satu atau 2 minggu, atau 1 – 2
bulan, elo tuh belom terima gaji aja, makanya gini, klo lo udah terima gaji,
pasti beda deh”. Gw cuman bisa ngangguk, emm iya juga ya, make sense sih yang temen gw bilang, gw telp nyokap gw, dan
ternyata nyokap gw juga marahin gw, dan nyuruh gw survive disana. Well, semua
orang pengen gw bertahan, oke gw bertahan, trus sampe kapan?gw mulai mikir
career path gw, mau kemana gw, pokoknya gw harus kembali ke office jakarta
dalam kurun waktu maksimal 4 tahun. Tapi seolah mendapat suntikan, gw akhirnya
semangat, dan gw mulai berkenalan dengan beberapa pekerja, dan perlahan rasa
bosan itu hilang. Gw punya temen baru, gw punya lingkungan baru, senasip
sepenanggungan, jadilah gw tidak sendirian.
Nah, selanjutnya dalam kerja itu, gw gak melulu kerja, klo
alatnya rusak atau ngadat?yaa NPT alias non productive time, trus gw
ngapain?tidur siang di minicamp, ngenet, telp2an, enjoy sebenernya kok kerja
kantoran di lapangan, klo alat rusak, elo bisa tidur siang, bisa ngaso kemana
tau, ada yang pergi keluar lokasi naek mobil, gitu-gitu deh, jadi gak se-stress
orang kantoran jakarta yang bener-bener
kerja, ini santai, tapi argo elo tetep jalan, hahaha. Disana gw tidur di dalam sebuah container
gitu, terdiri 2 tempat tidur tingkat, dan satu kamar mandi. Container 40
feetlah, ada AC nya kok, jadi elo pasti enak, dan makan setiap 3 jam sekali,
makan berat setiap 6 jam sekali, dan snack setiap 3 jam sekali di tengah-tengah
jam makan berat.
Ketika pengeboran selesai, gw kembali kerja kasar, nyabut
kabel, nyabut alat, ngebongkar alat, bermandi lumpur lagi keringetan, tapi
ketika gw melakukan itu, gw langsung bilang dalem hati, ini baru kerjaan laki,
dan kerja kantoran sampah gw seperti sudah hilang begitu saja. Total gw kerja
14 hari. Dari 14 hari itu 3 hari gw kerja kasar yang terdistribusi di awal dan
di akhir pengeboran, sisanya 11 hari? Kerja kantoran, nyatet, disela-sela
survey bisa tidur, bisa makan, bisa keluyuran, bisa maen game, bisa nonton DVD,
dan argo gw tetep jalan. Apa gw happy sekarang? Hmm masih mencari, kita liat
aja 3 bulan ke depan.
Tujuan gw cerita hari ini adalah untuk melampiaskan
kebosanan gw, kepenatan gw, dan sebagai referensi bagi elo yang pengen join di
divisi sperry drilling, elo bakal kerja kayak yang gw jabarkan itu, kerja otot
plus mandi lumpur, but during operation, you just sit in front of your
computer, watching, recording, and that’s it.
Nah ini ada beberapa foto lokasi pengeboran tempat gw bekerja, nama rignya
Ikhlas 3, sumurnya Mutiara 173 dan clientnya Vico.
Nah ketika gw lagi berfikir resign, gw ngebuka BB gw yang
gak dapet signal karena bukan telkomsel, ada catetan yang gw buat dulu buat
menginspirasi gw kembali
“Just because you can’t see the air, doesn’t mean you stop
breathing, just because you can’t see
God, doesn’t mean you stop believing”
“Never give up on something you really want. It’s difficult
to wait, but more difficult to regret”
Tulisan-tulisan itu mengingatkan gw dulu ketika gw ngotot
sangat ingin di dunia migas, dan sekarang setelah terkabul, haruskah gw
melepaskannya?